Platinum

Tidak Mampu Nahan Banjir, Bendung Embung Dlingseng Longsor

Roberto Gusta
19 April 2022
.
Tidak Mampu Nahan Banjir, Bendung Embung Dlingseng Longsor

Bagian sayap bendung Embung Dlingseng yang longsor diterjang banjir. (PM-Roberto Gusta)

Kulonprogo (PM) – Bagian sayap bendungan Embung Dlingseng di Pedukuhan Dlingseng, Kalurahan Banjaroya, Kapanewon Kalibawang longsor diterjang banjir menyusul turun hujan deras mengguyur wilayah Kulonprogo, Senin (18/4) malam.

Embung tidak mampu menampung air hujan yang mengalir dari hulu sungai dari kawasan perbukitan Menoreh di perbatasan kabupaten antara Kulonprogo dengan Magelang, Jawa Tengah. Luapan banjir melimpah menggerus bagian sayap bendungan embung hingga longsor terbawa air.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA), Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPKP) Kulonprogo, Hadi Priyanto membenarkan terjadi kerusakan bagian sayap bendung embung akibat diterjang banjir.

Baca juga : Longsor Landa Banjaroya, Tanyakan Harus Lewati Jalan Mana

Dinas PUPKP Kulonprogo, katanya sudah melakukan pengecekan ke lokasi dan sekaligus melakukan pendataan serta upaya penanganan darurat. Embung diharapkan tetap bisa difungsikan sebagai sumber cadangan air untuk pertanian di wilayah sekitar.

“Dinas PUPKP kabupaten segera melakukan penanganan darurat. Pintu air sudah dibuka untuk mengurangi beban embung. Akibat turun hujan yang luar biasa menyebabkan jalan jogging trek longsor,” tutur Hadi Priyanto.

Seperti diketahui pembangunan Embung Dlingseng baru saja selesai dikerjakan pada 2020 dengan biaya sekitar Rp 4 miliar. Embung sebagai sumber air cadangan menampung air dari tiga hulu sungai yang melewati wilayah Kali Salak, Duren Sawit, Dlingseng dan Plengan.

Iswanto, seorang warga Dlingseng, Banjaroya menyatakan untuk pertama kali banjir yang cukup besar hingga air melimpas melampaui ketinggian bagian bendungan embung. Selain banjir dari sungai, aliran air hujan dari lereng bukit masuk ke embung.

“Hujan cukup deras mulai waktu Ashar dari sekitar pukul 15.00 sampai Maghrib sekitar pukul 18.00. Banjir besar habis Maghrib hingga mbludag, melompat embung hingga menimbulkan longsor,” ujar Iswanto.

Menurutnya, embung masih pada tahap pemeliharaan. Warga mengharapkan segera ada perbaikan. Selain berfungsi untuk menyediakan air pertanian, bisa dimanfaatkan menjadi tujuan wisata.***w

Griting

Baca Juga