Platinum

Tradisi Wiwit, Awali Panen Padi di Kulonprogo

Roberto Gusta
02 March 2022
.
Tradisi Wiwit,  Awali  Panen Padi di Kulonprogo

Bupati Kulonprogo mengikuti prosesi tradisi Wiwit mengawali panen padi di Bulak Dobangsan, Kalurahan Giripeni (PM-Roberto Gusta)

Kulonprogo (PM) – Petani harus selalu ngulir budi atau berusaha meningkatkan produksi panenan padi seperti semangat yang dilakukan oleh para peneliti pengembangan varietas padi di IRRI (International Rice Research Institute (IRRI) di Los Banos, Laguna, Philipina.

“Produksi padi di Kulonprogo tiap tahun mengalami surplus mencapai 34 ribu ton. Petani diharapkan terus ngulir budi agar produktivitas padi terus meningkat,” ujar Bupati Kulonprogo Drs H Sutedjo pada acara wiwit padi dan Kenduri Sawah Kelompok Tani Martani  di Bulak Dobangsan, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kulonprogo, Rabu (2/3/2022).

Acara wiwit Padi dan Kenduri Sawah merupakan salah satu tradisi bagi petani penggarap surjan yang diselenggarakan setiap tahun,  mengawali panen padi pada MT (Musim Tanam) padi pertama di Kalurahan Giripeni.

Turut hadir pada acara tersebut Kepala BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Yogyakarta Suradal, Wakil Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Syam Arjayanti, Anggota DPRD DIY Hifni Muhammad Nasikh dan sejumlah pejabat OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Pemkab Kulonprogo.

Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas panenan padi, kata Sutejo, petani dapat mengikuti semangat para peneliti pengembangan varietas padi di IRRI. Pada awalnya, proses menanam padi hingga panen membutuhkan waktu enam bulan.

Produktivitas panenan rendah karena dalam satu tahun hanya bisa menanam dua kali. Untuk meningkatkan produktivitas panenan, peneliti berhasil memperpendek umur tanaman padi menjadi empat bulan yang dikenal dengan sebutan PB (Padi Bengawan) 5.

Salah satu kelemahan varietas PB 5, beras yang dihasilkan setelak dimasak menjadi nasi, agak keras. Peneliti terus melakukan penelitian umur tanaman pendek, tahan hama penyakit  dan menghasilkan kualitas beras lebih baik.

Dari hasil penelitiannya, berhasil menemukan varietas-varietas lain seperti Pelita hingga IR 64. “Jika ada petani menanam varietas padi yang pagi hari ditanam, ditinggal pulang ke rumah sebentar, balik ke sawah sudah panen,” ujar Sutedjo.

Sementara Kepala BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Yogyakarta, Suradal menjelaskan bagaimana bercocok tanam padi agar panenan terus meningkat. Tanaman padi bukan termasuk tanaman air tetapi membutuhkan air. Tanaman tidak perlu dilab atau digenangi air berkepanjangan.

Lahan perlu dikeringkan agar akar masuk ke dalam tanah untuk menyerap unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Kemudian jaga jarak tanam menerapkan jajar legowo, membujur dari timur ke barat agar sepanjang hari mendapatkan sinar matahari untuk fotosintesis tanaman.

“Petani harus selalu menggunakan bibit varietas unggul baru agar produktivitas panenan lebih tinggi. Jika umur varietas padi lebih dari 20 tahun, biasanya produktivitas panenannya rendah,” kata Suradal.

Sebelumnya,  Lurah Giripeni Iswanto Adi Saputro mengungkapkan tradisi wiwit menjadi pertanda petani mengawali panen padi. Tradisi ini sebagai ungkapan syukur kepata Tuhan Yang Maha Esa dari  petani yang menanam padi di lahan pertanian surjan.

Menurutnya, luasan lahan surjan di Bulak Dobangsan sekitar 10 hektare. Setelah tersedia saluran irigasi, lahan yang sebelumnya tidak produktif  bisa ditanami padi. “Rata-rata produktivitas panenan petik padi kering di sawah bisa mencapai 10,3 ton per hektare,” tambah Iswanto Adi Saputro.***k.

Griting

Baca Juga