.
Bregada pengiring kirab pusaka dan bende. (PM-ist)
Patmamedia.com (SLEMAN) - Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengikuti Upacara Adat Suran Mbah Demang pada 7 Sura atau malam hari jelang 8 Sura, Sabtu (13/7/2024) di Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping.
Bupati Kustini berkesempatan mengikuti rangkaian prosesi, diantaranya menyebar udik-udik serta melepas merpati putih sebelum prosesi kirab pusaka, kitab dan bendhe. Kirab dilakukan dengan menaiki andong yang diawali dari halaman Kantor Kalurahan Banyuraden menuju Rumah Tabon Ki Demang Cokrodikromo di Modinan.
Kirab tahun ini dimeriahkan 7 kelompok bregada dari seluruh Padukuhan dan 8 kelompok kesenian serta ogoh-ogoh.
Pada kesempatan itu, Kustini mengajak seluruh masyarakat untuk melestarikan peninggalan dan tradisi leluhur. Karena itu, nilai luhur yang diwariskan Ki Demang Cokrodikromo dapat diimplementasikan di kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
"Melalui Upacara Adat ini juga bisa menjadi pengingat bagi masyarakat Banyuraden dan sekitarnya akan tradisi leluhur yang harus dilestarikan,” ujar Kustini.
Dengan melestarikan kebudayaan dan tradisi leluhur ini kedepannya juga dapat menumbuhkan kesadaran generasi muda akan pentingnya melestarikan adat istiadat dan seni tradisi di Kabupaten Sleman. Ia berharap upacara adat ini dapat lebih dikenal masyarakat luas bahkan mancanegara sebagai upacara adat yang berasal dari Kabupaten Sleman.
“Tujuannya tentu menunjukkan bahwa di Sleman masih memiliki kekayaan budaya, tradisi dan adat yang terus dilestarikan,” kata Kustini.
Sementara itu, Lurah Banyuraden, Sudarisman, menyampaikan Upacara Adat Suran Mbah Demang ini mengusung tema Hambuka Marga Banyuraden Mandiri Budaya. Menurutnya, Upacara adat ini untuk mengenang ketokohan Ki Demang sekaligus menampilkan potensi kesenian budaya di Banyuraden.
Dalam prosesi kirab di Rumah Tabon Ki Demang, dilakukan serah terima pusaka, kitab dan bendhe oleh Lurah Banyuraden kepada perwakilan keluarga dan keturunan Ki Demang Cokrodikromo.
Ribuan masyarakat hadir menyaksikan di sepanjang jalur kirab dan ditutup dengan memperebutkan gunungan yang telah dikirab menuju Rumah Tabon Ki Demang.***