.
Aneka menu masakan tradisional yang menggoda selera . (PM/IG. Warunk Iciiik Iwiiir)
Sleman (PM) -- Sejumlah pengunjung sebuah rumah makan, duduk mengitari meja, Kamis (24/2) siang. Di atasnya mengepul asap nasi liwet dalam piring masing-masing berikut aneka menu masakan Jawa, jajanan tradisional, lalapan dan sambal terasi. Bermacam minuman gelas siap seduh, melengkapi sajian.
Mereka asyik menyantap hidangan itu dengan lahap, hingga ludes tak bersisa. Puas ondrowinan, bergantian mereka berdiri sambil merapikan baju yang tiba-tiba terasa sempit. Rombongan lalu meninggalkan tempat itu membawa kesan mendalam, seraya menatap papan nama yang berpijar di depan restoran, Warunk Iciiik Iwiir.
Dari nama warungnya, tak terbayang menu dan suasana di dalamnya. Ternyata sebuah rumah makan dengan aneka masakan tradisional khas Yogyakarta, yang disajikan dalam nuansa etnik yang kental. Memasuki restoran yang berada di Dusun Nepen, Candibinangun, Pakem, Daerah Istimewa Yogyakarta itu, serasa berada di tengah keramahan sebuah keluarga yang hangat.
Duduk santai bersama anggota keluarga atau teman dekat sambil menyantap menu pilihan, adalah keakraban yang bisa ditemukan di tempat ini. Penataan interior berbau klasik nan apik semakin cantik oleh tebaran sinar matahari dari sela-sela ranting pepohonan. Belum lagi hembusan udara segar dari alam sekitar yang masih murni, benar-benar membuat kunjungan di tempat ini menjadi pengalaman tak terlupakan.
Meski begitu, menurut Deddy Eryono selaku pemiliknya, bukan suasana itu yang ingin dijual kepada para pelanggan. “Bagaimanapun yang kami jual adalah menu masakan dan mutu pelayanan. Bahwa kemudian kami juga membangun suasana sedemikian rupa, boleh dibilang itu fasilitas gratis bagi pengunjung agar merasa lebih nyaman,” ujarnya kepada Patmamedia.com, dii warungnya,.
Daddy berbicara apa adanya. Karena prinsipnya tetap menjual menu, harga yang dipatok untuk tiap masakan yang disajikan pun tetap wajar. Bahkan terbilang murah karena lahan rumah makan ini milik pribadi yang tidak perlu menyewa. Lihatlah misalnya, nasi dengan aneka sayur seperti lodeh lompong, kluwih, brongkos, botok manding, tempe garit, ikan pindang, ayam, harga rata-rata di bawah Rp 20.000,- per porsi.
Bahkan, meskipun juga banyak dikunjungi kalangan berduit, tempat ini masih bisa menyajikan jenis masakan seharga kurang Rp 10.000,- Seperti misalnya, nasi sayur lodeh, botok manding, pindang goreng atau jajanan tradisional timus ungu, pisang goreng atau singkong goreng. Kisaran harga yang nyaris mustahil didapatkan di restoran sejenis yang menyertakan suasana sebagai komoditas terselubung.
Membuat harga murah tanpa memberi kesan murahan, itulah keunggulan bisnis laki-laki yang menggemari olahraga sepeda ini. Salah satu rahasianya, adalah mempertajam bumbu hingga kekhasan masakan lebih terasa selain juga memperkaya kreasi sajian hingga mengundang selera. Disamping tentu saja pilihan lokasi yang tepat.
Ketepatan positioning murah dan nyaman yang digulirkan warung makan unik ini, telah terbukti dari aneka ragam pelanggannya. Kalangan mahasiswa tak perlu merasa sungkan datang bersama kelompoknya. Sebaliknya kaum eksekutif pun tetap merasa nyaman makan kembul sepuasnya bersama keluarga atau para kolega. Tak heran jika sejumlah pesohor dari Jakarta, seperti Ebiet G.Ade, Luna Maya dan beberapa tokoh dari Jogja, pernah menjajal masakan di rumah makan tersebut.
Pelanggan merasa menemukan kehangatan keluarga di tempat ini. Berdiri di atas lahan seluas 2.300 M2 di tengah alam pedesaan, Warunk Iciiik Iwiiir memang lahir karena kerinduan pendirinya terhadap suasana kampung halaman yang lama ditinggalkannya. Deddy Eryono adalah pengusaha yang tumbuh dan besar dari bisnis perhotelan di kota Yogyakarta. Bahkan kesibukkannya sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY itu, terkadang membuatnya merindukan suasana pedesaan.
Kenangannya pada keluarga saat makan bersama sambil lesehan di atas tikar, akhirnya melahirkan gagasan untuk mendirikan rumah makan dengan suasana serupa. “Dengan modal lahan dan tabungan yang dimiliki, lahirlah kemudian unik yang dibangun bertahap selama 2 tahun itu, sebelum akhirnya berkembang seperti sekarang,” ujarnya.
Jadi, bila kebetulan Anda melintas di Jalan Pakem – Turi, lalu melihat puluhan mobil berjejal parkir di halaman sebuah bangunan unik Dusun Nepen, Candibinagun, jangan berpikir di situ sedang ada konser musik. Begitulah pemandangannya, bila para petualang wisata kuliner tengah melampiaskan hasrat menikmati lezatnya nasi liwet sayur lodeh khas masakan Warunk Iciiik Iwiiir.***g