.
Plt Kepala Dispopar (tengah) bersama Ketua DPRD, Ketua Komisi DPRD, dan Kepala Dispar Kulonprogo di salah satu ruang DPRD Kota Probolinggo (PM-Roberto Gusta)
Kota Probolinggo (PM) - Pemerintah Kota Probolinggo, Jawa Timur terus berusaha wilayahnya menjadi daerah tujuan wisata. Di wilayah administrasi pemerintahan seluas 56,67 km (kilometer) persegi ini memiliki banyak potensi destinasi wisata. Tingkat kunjungan berwisata dinilai masih relatif rendah dibandingkan kabupaten sekitar.
Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporpar) Kota Probplinggo Fadjar Purnomo pada saat menerima kunjungan kerja DPRD Kulonprogo bersama Dinas Pariwisata (Dispar) Kulonprogo di Gedung DPRD Kota Probolinggo, Selasa (19/7).
"Keinginannya bisa menjadi daerah tujuan pariwisata. Wisatawan tidak hanya sekedar lewat atau mampir saja. Sekarang banyak wisatawan tetapi daerah tujuan wisata ke kabupaten tetangga,” tutur Fadjar Purnomo.
Sisatawan yang ada di Kota Probolinggo tidak berwisata di wilayah Kota Probolinggo. Sebagianb esar hanya numpang lewat atau mampir sebentar. Adapun daerah tujuan berwisata ke sejumlah destinasi wisata di wilayah kabupaten tetangga.
Seperti diketahui letak Kota Probolinggo cukup strategis karena menjadi jalur utama pantai utara penghubung Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Terdapat jalan tol sehingga mudah diakses dari berbagai daerah.
Wilayah sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura, wilayah sebelah timur, selatan dan barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo. Kota Probolinggo memiliki potensi destinasi wisata dikembangkan. “Di Kota Probolinggo ada Pantai Permata dengan panjang sekitar 7 km (kilometer). Pantai terbentuk dari material endapan banjir lahar erupsi Gunung Bromo di 2010,” katanya.
Selain destinasi wisata pantai, lanjutnya terdapat Sumber Ardi di Kelurahan Wonoasih yang merupakan sumber air peninggalan di masa pemerintahan Belanda. Sumber mata air Sentong di Kelurahan Jembreng Wetan yang dimanfaatkan menjadi lokasi pemancingan.
Ada Pelabuhan Tanjung Tembaga yang merupakan pelabuhan di masa pemerintahan Belana. Saat ini pelabuhan tersebut menjadi tempat bongkar muat kapal, pelabuhan antar pulau dan pelabuhan ikan. “Pelabuhan memiliki sejarah cukup panjang. Selain untuk kegiatan ekonomi, cukup potensian dikembangkan menjadi tujuan wisata. Pelabuhan seringkali menjadi tempat berandar kapal pesiar,” tuturnya.
Ketua DPRD Kulonprogo, Akhid Nuryati mengungkapkan Kota Probolinggo memiliki kesamaan dengan Kulonprogo. Bagi sebagian besar wisatawan, Kulonprogo hanya numpang lewat atau sekedar mampir. Daerah tujuan wisata ke luar daerah meskipun di Kulonprogo banyak destinasi wisata yang cukup menarik.
“Di Kulonprogo ada bandara international. Sebagian besar wisatawan memiliki daerah tujuan wisata ke Yogyakarta atau Candi Borobudur. Kulonprogo hanya menjadi tempat transit untuk melanjutkan perjalanan sampai tujuan,” ujar Akhid Nuryati.
Seperti diketahui Kulonprogo memiliki banyak potensi destinasi wisata yang dapat dikembangkan. Potensi tersebut mampu menarik wisatawan sehingga Kulonprogo bisa menjadi salah satu daerah tujuan wisata.
“Keberadaan bandara dan daerah tujuan wisata Candi Borobudur. Kulonprogo yang menjadi transit harus berusaha agar wisatawan tertarik berwisata di Kulonprogo,” tutur Ahkid Nuryati.
Menurutnya ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Di antaranya dengan cara melakukan pembenahan destinasi wisata dan membuat paket wisata berdasarkan minat. Pembenahan menyeluruh mulai dari sarana prasarana, sistem dan sumber daya manusia.
“DPRD mendorong pemerintah bisa bekerjasama dengan pihak ketiga. Sebelumnya telah memerikan rekomendasi untuk diasukkan pada pokok-pokok pikiran rencana pembangunan daerah 2017 - 2022 tetapi belum sepenuhnya dapat dilaksanakan,” jelasnya.
Sedangkan Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo Nur Eni Rayahu yang ikut dalam kunjungan kerja mengungkapkan program pembangunan bedah Menoreh seharusnya diteruskan, sebagai salah satu mewujudkan Kulonprogo menjadi daerah tujuan wisata.
Selain program peningkatan konektivitas prasarana jalan, katanya perlu melengkapi sarana pendukung lainnya. “DPRD mendorong pembangunan jalan bedah Menoreh segara terwujud. Banyak destinasi wisata yang layak untuk berwisata,” tambahnya.***