Platinum

Wow. Perang Dunia Ketiga Meletus Pertengahan Februari? Faktor Ini Yang Menjadi Pemicu

M E Kris Paso
30 January 2022
.
Wow. Perang Dunia Ketiga Meletus Pertengahan Februari? Faktor Ini Yang Menjadi Pemicu

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengunjungi Tentara Ukraina di Garis Perbatasan. (Foto: Reuter)

Kyiv, Ukraina (PM)- Beberapa pengamat meramalkan Perang Dunia Ketiga akan meletus pertengahan Februari tahun ini. Perang terbuka ini  melibatkan berbagai negara di belahan benua Eropa, Amerika, dan Asia. Jutaan tentara akan terlibat aksi baku tembak dan saling membunuh. Jika benar-benar meletus, maka puluhan ribu nyawa manusia akan terbukur di balik reruntuhan bangunan. Dan ini  akan menjadi 'bencana dunia' sebagaimana yang dikatakan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Lalu, apa yang menjadi pemicunya? Sebagaimana dilansir BBC.com, Jumat (28/1), sejak pertengahan Januari, ratusan ribu pasukan Rusia telah bergerak dan membangun markas di garis batas dengan negara  Ukraina. Awalnya, Rusia beralasan bahwa pergerakan pasukan tersebut untuk mengikuti latihan militer bersama dengan Belarusia. Anehnya, Belarusia jaraknya sekitar 150 km dari Kyiv, ibu kota Ukraina. Lalu, mengapa Rusia menempatkan pasukannya di daerah perbatasan dengan Ukraina?

Kehadiran militer Rusia, yang lengkap dengan peralatan tempur, sontak mengundang reaksi dari para pemimpin dunia. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan, pergerakan pasukan tersebut adalah upaya Rusia untuk melakukan invasi ke Ukraina. Tudingan yang sama juga dilontarkan Perdana Menteri Inggris, Boris Jhonson. "Peringatan kepada Kremlin. Kami tidak pernah toleransi terhadap segala aktivitas destabilisasi di belahan bumi mana pun," tegas Jhonson, sebagaimana dilansir THE HILL.com.

Presiden Prancis, Emanuel Macron mengaku prihatin dengan kondisi yang tengah terjadi di perbatasan Ukraina. "Rusia harus menghormati kedaulatan negara tetangga," pinta Macron.

 Lalu bagaimana reaksi Presiden Rusia, Vladimir V. Putin? Putin tetap pada alasan awalnya bahwa pergerakan pasukan tersebut untuk mengikuti latihan militer bersama dengan Belarusia. Tetapi, ketika dilakukan upaya diplomasi yang diprakarsai oleh Presiden Macron, Jumat (28/1), ternyata biangnya bukan itu. Dalam pertemuan perundingan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, terungkaplah faktor pemicunya. Ternyata, Rusia tidak ingin kalau Ukraina bergabung dengan Uni Eropa, dan yang utama, bergabung dengan NATO. Perundingan itu pun mengalami dead-lock alias tanpa menghasilkan keputusan penting, selain tetap mempertahankan gencatan senjata yang sudah dilaksanakan sejak konflik tahun 2014 silam.

Sementara itu, menghadapi detik-detik yang menegangkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta pemimpin Barat untuk tidak mengeluarkan pernyataan provokatif. Zelensky yakin, masih ada ruang dan waktu untuk melakukan diplomasi. Terkait dengan evakuasi besar-besaran para diplomat, Zelensky mengungkapkan kekesalannya. "Diplomat sama seperti Kapten Kapal. Dia adalah orang terakhir yang meninggalkan kapal. Dan Ukraina bukan Titanic," ujar Zelensky. ***k

 

 

 

 

Griting

Baca Juga