.
Sri Sultan HB X memberikan keterangan kepada media terkait Candi Borobudur dan Prambanan sebagai peribadatan Hindhu dan Buddha sedunia (PM-Renata Dhea)
YOGYA (PM)-Penandatanganan Nota Kesepakatan pemanfaatan Candi Prambanan, Borobudur, Mendut, dan Pawon untuk kepentingan agama umat Hindu dan Umat Buddha Indonesia dan Dunia dilakukan pada Jumat (11/2). Acara yang digelar daring dan luring ini diadakan di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta dengan melibatkan empat kementerian dan dua kepala daerah lokasi candi.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, Nota Kesepakatan Pemanfaatan Candi Prambanan, Borobudur, Mendut, dan Pawon untuk Kepentingan Agama Umat Hindu dan Umat Budha Indonesia dan Dunia ditandatangani atas dasar semangat Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika pun menjadi kata kunci untuk membangun bangsa yang menghargai keragaman dalam harmoni mosaik satu Indonesia.
"Penandatanganan ini diharapkan menjadi semangat terwujudnya moderasi beragama, kohesi sosial dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia ,"ungkap Sultan.
Sultan menuturkan, pemanfaatan Candi Prambanan, Borobudur, Mendut, dan Candi Pawon untuk tujuan keagamaan atau ibadah. Sehingga akan berfokus pada nilai-nilai spiritual dan pendidikan dari situs tersebut. Nantinya, masyarakat yang berkunjung tidak hanya akan melihat keindahan candi, tetapi juga kegiatan peribadatan yang dilakukan oleh umat Hindu dan Buddha.
"Pemanfaatan dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek pelestarian cagar budaya dan nilai-nilainya, serta tidak bertentangan dengan regulasi baik dari pemerintah Indonesia maupun UNESCO," imbuh Sri Sultan.
Sementara hadir secara daring, Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN RI, Erick Thohir. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Angela Tanoesoedibjo; serta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Dalam sambutannya, Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, perkembangan kehidupan beragama di Indonesia kita tidak pernah bisa dilepaskan dengan budaya yang tumbuh dan berkembang di Nusantara. Apalagi umat Hindu dan umat Budha yang sejak dulu sangat dekat dengan budaya nusantara. Hal ini ditandai dengan berbagai peninggalan sejarah peradaban.
"Relasi sejarah dan budaya di Indonesia begitu kuat dan menjadi bagian penting dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa kita. Oleh karena itu, saya selain menyambut baik kegiatan ini, tentu juga akan terus mendorong kesepakatan yang hari ini kita tandatangani agar bisa terlaksana,” ungkapnya.
Sedangkan Ketua Umum Walubi, Hartati Murdaya menyatakan, mewakili umat Budha Indonesia pihaknya berterima kasih kepada pemerintah yang telah sedemikian rupa dan secara maksimal menampilkan Borobudur sebagai aset nasional. Hal itu tentu akan membawa dampak besar bagi ekonomi masyarakat sekitar maupun Indonesia.
"Dengan menampilkan spirit agama pada candi-candi ini, saya yakin suasana akan lebih hidup. Pengunjung nantinya tidak hanya sekedar untuk foto-foto, tapi bisa dilakukan retret dan bisa tinggal lebih lama,"terangnya. ***s