Platinum

Kirab Bregada Hadeging Kalurahan Condongcatur Puncak Hari Jadi Ke-77

Wijatma T S
26 December 2023
.
Kirab Bregada Hadeging Kalurahan Condongcatur Puncak Hari Jadi Ke-77

Kirab salah satu Gunungan diusung di belakang Bregodo pada puncak Hari Jadi Condongcatur, Selasa (26/12/2023). (PM-ist)

Patmamedia.com (Sleman) – Selama hampir 2 bulan, 13 rangkaian acara peringatan hari jadi ke-77 Kalurahan Condongcatur digelar dengan berbagai macam kegiatan, baik Religi, olagraga, seni budaya, ziarah, sejarah maupun hiburan. Tidak ketinggalan kelompok UMKM yang melibatkan semua umur dan puncaknya ditutup dengan Kirab dan Upacara Bregada Hadeging Kalurahan Condongcatur Kaping 77, Selasa (26/12/2023)

Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji, S.IP, M.IP menyampaikan beberapa jenis kegiatan telah terlaksana sebelumnya. Selain itu, acara tersebut juga bertujuan untuk wadah silaturahmi bagi masyarakat se-Kalurahan Condongcatur dan masyarakat umum lainya.

Reno mengungkapkan Pemerintah Kalurahan Condongcatur berdiri pada tanggal 26 Desember 1946 dengan Lurah pertama Kromoredjo, berdasarkan Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-daerah Kalurahan.

Sebelum tahun 1946 Wilayah Kalurahan Condongcatur terbagi menjadi 4 Kalurahan, yakni pertama Kalurahan Manukan, dengan pejabat Lurah Jayeng Sumanto dan keitka wafat dimakamkan di Pemakaman Umum Padukuhan Manukan.

Ke dua Kalurahan Gorongan dengan pejabat lurahnya Raden Ngabehi Hadi Prasodjo dan ketika wafat dimakamkan di Pemakaman Umum Padukuhan Ngropoh.

Baca juga : Malam Tirakatan Hari Jadi Condngcatur, Reno: 'Tidak Akan Mencalonkan Lagi Sebagai Lurah'

Ke tiga Kalurahan Gejayan dengan pejabat Lurah Sastro Diharjo, ketika wafat dimakamkan di Pemakaman Umum Padukuhan Gejayan.

Empat, Kalurahan Kentungan dengan pejabat Lurah Kromoredjo, ketika wafat dimakamkan di Pemakaman Umum Komplek Kolombo Padukuhan Joho.

Dalam Kirab dan Upacara Bregada Hadeging Kalurahan Condongcatur diikuti 4 pasukan Bregada dari Kalurahan Lama Condongcatur yakni Bregodo Hadi Manggala Kring Gorongan terdiri dari Padukuhan Gempol, Dero, Ngringin dan Ngropoh Padukuhan Dabag.

Bregodo Paksi Jayeng Katon Kring Manukan terdiri dari Padukuhan Tiyasan, Manukan, Pondok dan Padukuhan Sanggrahan.

Bregodo Sastra Dihardjan Kring Gejayan terdiri dari Padukuhan Gejayan, Kaliwaru, Soropadandan Padukuhan Pringwulung.

Bregodo Kromo Yudha Kring Kentungan terdiri dari Padukuhan Kentungan, Kayen, Pikgondang, Joho dan Padukuhan Gandok.

Keempat bregada masing-masing membawa Gunungan yang terbuat dari hasil bumi dan diperebutkan oleh masyarakat umum. Kirab Bregada masing-masing diawali dari 4 penjuru kemudian memasuki halaman Kalurahan Condongcatur kemudian mengikurti upacara.

Dalam upacara dilakukan pembacaan ‘Maklumat Daerah Istimewa Yogyakarta 26 Desember 1946’ yang mengukuhkan 4 pejabat Lurah di masing-masing Kalurahan Lama.

“Kemudian keempat Kalurahan tersebut melebur menjadi satu dengan nama ‘Condongcatur’,” kata Reno.

Reno menambahkan, kirab bregodo sebagai salah satu bentuk upaya melestarikan budaya Kalurahan Condongcatur, perwujudan gambaran sejarah terbentuknya kalurahan condongcatur dan saat ini menjadi tontonan ribuan masyarakat yang antusias menyaksikan penampilan kirab masing-masing Bregada dengan panji kebesarannya.

Kalurahan Condongcatur telah melakukan berbagai program prioritas, satu diantaranya pembangunan pendapa dengan rumah gamelannya, dibiayai dari dana murni pendapatan asli kalurahan.

"Alhamdulillah pendapa beserta rumah gamelannya ini selesai tepat waktu pembangunannya dan dapat digunakan. Keberadaan pendapa ini sangat penting sebagai pusat kegiatan Pemerintah Kalurahan maupun masyarakat. Kami terus bertekad selalu meningkatkan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat," papar Reno.

Dalam kesempatan ini juga dilakukan pemotongan tumpeng oleh Lurah Condongcatur didampingi Panewu Depok beserta Forkompimka Depok, kemudian diserahkan kepada Carik baru, Riska Dian Nur Lestari, yang mewakili generasi baru Pamong Kalurahan Condongcatur. ***

Griting

Baca Juga