Platinum

Pemkab Sleman Atasi Tingginya Harga Cabai Akibat Perubahan Iklim

Wijatma T S
16 January 2025
.
Pemkab Sleman Atasi Tingginya Harga Cabai Akibat Perubahan Iklim

(PM-ist)

Patmamedia.com (SLEMAN) – Pemerintah Kabupaten Sleman terus berupaya mengatasi tingginya harga cabai saat ini yang berada di atas ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Kementerian Pertanian RI. Hal tersebut merupakan dampak dari perubahan iklim, yang menyebabkan pasokan komoditas cabai di pasar berkurang.  

Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Immawan Nur Syaifuddin Ahmad menuturkan instabilitas harga komoditas cabai dipengaruhi oleh faktor cuaca. Di mana, cuaca ekstrem dan intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman mati atau mengalami fusarium (penyakit layu pada tanaman). 

Immawan menyebut, kondisi ini terjadi di semua daerah yang menjadi sentra cabai di Jawa. Meski begitu, ketersediaan cabai di Kabupaten Sleman per harinya mencapai lebih kurang 1-2 ton.

“Kondisi harga cabai saat ini tinggi di atas ketentuan HPP Kementan, wajar. Karena pasokan cabai di pasar berkurang banyak akibat dari pertanaman cabai dipetani yang rusak atau mati karena hujan dengan intensitas tinggi selama Desember 2024 kemarin,” kata Immawan, Kamis (16/1/2025). 

“Cabai kalo di Sleman panen sepanjang tahun. Bulan Desember 2024 - Januari 2025 cuaca ekstrem, hujan deras dan intensitasnya tinggi, banyak pertanaman yang mati kena busuk batang dan fusarium kerusakan mencapai 70%, sehingga produksi atau panen menurun. Namun kecenderungan harga akan turun di bulan depan, sudah ada panenan di sentra cabai Jawa timur,” ungkapnya.

Immawan menjelaskan, di pasaran komoditas cabai rawit dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu ORI dan RM. Cabai rawit ORI merupakan jenis cabai rawit yang berkulit tebal, lebih tahan lama, dan kurang pedas. Sedangkan cabai rawit RM (Gorga) cirinya berkulit tipis, tidak bisa bertahan lama, dan rasanya lebih pedas dibandingkan jenis ORI.

“Kalau OER TAVI itu jenis cabai rawit tahan virus. Di pasaran ini masuk jenis ORI. Kalau ELX jenis cabai merah keriting yang tahan virus,” tuturnya. 

Berdasarkan data DP3 Sleman per 15 Januari 2025, harga lelang komoditas cabai rawit merah (RM cabai rawit) sebesar Rp62 ribu per kilo. Kemudian harga ORI cabai rawit mencapai Rp70 ribu per kilo, dan ORI K cabai rawit sebesar Rp62 ribu per kilo. 

Selanjutnya, harga OER TAVI cabai rawit mencapai Rp63 ribu per kilo. Sementara, harga ELX cabai merah keriting Rp48 ribu per kilo. 

Immawan menegaskan, harga lelang cabai setiap harinya mengalami perubahan. Namun harga tersebut tidak berlangsung lama, sebab trennya akan menurun. Adapun dari segi pemasaran, Perkumpulan Petani Holtikultura Puncak Merapi (PPHPM) memasarkan komoditas cabai ke pasar lokal sebesar 30%, dan 70% diserap oleh pedagang lokal. 

Sejauh ini, pemerintah setempat telah mengambil langkah strategis dalam menjaga stabilisasi harga dan ketersediaan cabai di Sleman. Mitigasi yang dilakukan Pemkab Sleman di antaranya melaksanakan gerakan penanaman cabai di pekarangan. Aksi ini digalakkan pada 30 Oktober 2024 lalu, dan proses pemanenan diperkirakan berlangsung pada awal Februari mendatang. 

Selain itu, Pemkab Sleman juga mendorong Kelompok Wanita Tani (KWT) dan masyarakat, agar memanfaatkan pekarangan sebagai lahan menanam aneka sayuran, dan komoditas tertentu dengan harga pasaran yang mengalami kenaikan.

Untuk mendukung program tersebut, DP3 Sleman menyediakan sekaligus menyalurkan sejumlah bantuan, berupa bibit atau benih aneka sayuran termasuk benih cabai, polybag, dan pupuk organik. Bantuan itu dapat diakses oleh kelompok masyarakat melalui Bidang Ketahanan Pangan DP3 Kabupaten Sleman.

“Kegiatan ini sudah berjalan beberapa tahun dan untuk saat ini beberapa KWT juga ada yang panen, seperti di KWT Mekar Lestari Kapanewon Gamping,” ungkap Immawan. (*)

Griting

Baca Juga