Platinum

Menapak Jejak Kemudo Makmur, Sleman Siapkan BUMKal yang Profesional dan Mandiri

Wijatma T S
25 September 2025
.
Menapak Jejak Kemudo Makmur, Sleman Siapkan BUMKal yang Profesional dan Mandiri

Peserta Out Class dari Sleman secara bergelombang di Kemudo Klaten. (PM-Wasana)

RIUH tawa dan semangat ratusan pengelola BUMKal asal Sleman pecah ketika ban pelampung mereka meluncur mengikuti arus Kali Pusur di Klaten. Bukan sekadar hiburan, momen tubing itu menutup tiga hari penuh proses belajar yang membuka wawasan tentang bagaimana desa bisa mengelola potensi lokal menjadi kekuatan ekonomi.

Kunjungan ke BUMDes Kemudo Makmur, Klaten, pada 22–24 September 2025 itu menjadi ruang belajar nyata bagi peserta. Mereka datang bergelombang dari sepuluh kapanewon di Sleman, mewakili 30 kalurahan yang sudah merintis atau memiliki BUMKal. Di desa kecil seluas 2,69 km² dengan 5.610 jiwa itu, peserta melihat langsung bagaimana sebuah BUMDes bisa berkembang, profesional, dan memberi manfaat luas bagi warganya.

Sebelum menjejakkan kaki di Desa Kemudo, para pengelola BUMKal Sleman telah mengikuti bimbingan teknis In Class di masing-masing kalurahan. Di sana, mereka belajar teori penyusunan laporan keuangan dan strategi bisnis. Namun, di Klaten inilah mereka menemukan praktik nyata, bagaimana sebuah desa mampu mengubah potensi alam, budaya, hingga limbah industri menjadi sumber ekonomi.

Selama tiga hari, total 305 peserta berangkat dengan bus dari Sleman menuju Klaten. Mereka berasal dari Moyudan, Mlati, Berbah, Ngaglik, Sleman, Tempel, Gamping, Depok, Prambanan, hingga Cangkringan. Setiap hari rombongan berbeda datang sesuai jadwal, lalu belajar langsung dari pengalaman pengelolaan BUMDes Kemudo Makmur. 

“Kegiatan Out Class ini bertujuan meningkatkan kemampuan pengelola BUMKal dalam pengembangan unit usaha, penyusunan laporan keuangan, manajemen bisnis, hingga optimalisasi ketugasan pengurus. Kami ingin BUMKal di Sleman mereplikasi keberhasilan BUMDes Kemudo Makmur,” jelas Siska Wulandari, S.Kom., MM, Ketua Tim Kerja Pengembangan Potensi Masyarakat Dinas PMK Sleman, mewakili Kepala Dinas.

Rahasia Sukses Kemudo Makmur

Di hadapan peserta, Isa Ansori, Direktur Utama BUMDes Kemudo Makmur, membuka kisah sukses mereka. Berdiri sejak 2016, BUMDes ini dimiliki 60 persen Pemdes Kemudo dan 40 persen masyarakat, dengan 1.777 KK ikut menanam saham.

“Pembagian hasil usaha jelas: 37,8 persen masuk PAD, 27 persen laba ditahan, 25,2 persen kembali ke masyarakat, 5 persen untuk dana sosial, dan 5 persen insentif pengurus,” urai Isa.

Kini, BUMDes Kemudo Makmur memiliki lima unit usaha dengan 30 karyawan. Setengah dari tenaga kerja berasal dari pemuda desa, dan 60 persennya adalah perempuan. Unit usaha itu meliputi:

Pengelolaan limbah afval industri bekerja sama dengan PT SGM, Produksi furnitur dari palet kayu, Kamajaya Mart, Tarades Café, dan Batik Ciprat.

Isa menambahkan, pihaknya tengah menyiapkan rencana jangka panjang: penguatan unit usaha, pengembangan eduwisata, pembangunan pabrik biji plastik, serta menjadikan Kemudo sebagai model ekonomi hijau.

Inspirasi bagi Sleman

Bagi peserta, cerita sukses ini menjadi bahan renungan sekaligus inspirasi. Desa Kemudo yang hanya seluas 2,69 km² dengan penduduk 5.610 jiwa bisa menjadi motor ekonomi lokal. Dengan potensi pertanian, kerajinan, budaya, hingga pariwisata sungai, mereka membuktikan bahwa desa bisa mandiri dan sejahtera bila dikelola profesional.

“Potensi yang ada di kalurahan harus digali dan dikembangkan, seperti di sini. Kali Pusur diubah jadi destinasi wisata susur sungai. Itu bukti bagaimana sumber daya alam bisa jadi penggerak ekonomi,” pungkas Siska.

Setelah rangkaian diskusi dan paparan, peserta diajak outbond serta tubing menyusuri Kali Pusur sepanjang dua kilometer. Selain pelepas penat, kegiatan ini menumbuhkan rasa kebersamaan di antara pengelola BUMKal. Mereka pulang membawa lebih dari sekadar catatan, tetapi juga semangat baru untuk memajukan kalurahan masing-masing.

Griting

Baca Juga